TANJUNG SELOR – Pemilu 2019 tak lama lagi akan bergulir, untuk itu pihak Kepolisian terus mempersiapkan pengamanan untuk menjaga kondusifitas selama pesta demokrasi berlangsung, di Bulungan sendiri ratusan aparat berbaju coklat akan disiagakan.
Dikatakan Kapolda Kaltara Brigjen Pol Indrajit, secara umum pihaknya akan mempersiapkan sebanyak ribuan personel untuk mengamankan tempat-tempat pemilihan suara (TPS) yang ada di Kaltara.
“Jadi secara umum memang ada ribuan personel, yaitu sebanyak 1.014 orang yang akan memastikan pelaksanaan pemilu 2019 berjalan lancar di Kaltara,” jelasnya.
Khusus Bulungan kata Kapolda, berdasarkan analisa dan evaluasi kegiatan 2019 yang telah digelar beberapa waktu lalu, ada sebanyak 275 personel, dimana menduduki peringkat kedua terbanyak setelah Nunukan sebanyak 443 personel.
“Untuk Tarakan sebanyak 198 personel, sedangkan Malinau 98 personel, untuk Tana Tidung masih di back-up oleh Polres Bulungan karena masuk wilayah hukumnya,” sebutnya.
Saat ini ia katakan pihaknya masih terus mempersiapkan pengamanan pemilu 2019 yang akan dilaksanakan pada 17 April, disebutkannya dalam hal ini persiapan yang matang perlu dilakukan untuk mengatisipasi hal-hal yang tak diinginkan.
“Di Kaltara itu total TPS yang ada sebanyak 2.183, berdasarkan data dari KPU Kaltara,” jelasnya.
Dimana untuk Bulungan menempati peringkat ketiga terbanyak yaitu 436 TPS setelah Tarakan sebanyak 628 TPS dan Nunukan sebanyak 756 TPS. Kemudian Malinau sebanyak 290 TPS dan paling sedikit adalah Tana Tidung yaitu sebanyak 73 TPS.
“Dengan jumlah personel yang dikerahkan, pengamanan TPS disesuaikan dengan jumlah TPS yang ada,” jelasnya.
Adapun cara yang akan diambil pihaknya dalam pengamanan Pemilu 2019 nanti yaitu mengambil tiga metode atau pola dengan tingkat kerawanan. Pertama TPS kurang rawan, TPS Rawan serta TPS sangat rawan.
“Pola tersebut akan kita gunakan dalam hal pengamanan,” jelasnya.
Dalam hal ini kata dia untuk terus menjaga kondusifitas di daerah, ia juga telah mengintruksikan kepada jajarannya, agar menjelang Pemilu seperti saat ini untuk dapat melakukan pemantauan berita-berita hoaks hingga ujaran kebencian serta lainnya untuk disikapi dan ditindak.
“Seperti halnya informasi yang beredar di media sosial, Sebab, dampaknya dapat meresahkan masyarakat,” ucapnya.
Ia menegaskan setiap pemberitaan atau apapun itu yang bersifat memecah belah persatuan harusnya dilakukan kroscek dan mencari sumbernya terlebih dahulu. Sebab, jika hanya diterima begitu saja tentunya dapat membuat masyarakat resah dan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) terganggu.
“Pengguna sosial media harus terus dipantau. Nah, ini nih tugas dari Ditreskrimsus, harus dapat dilacak keberadaannya, terus lakukan patroli cyber,” pungkasnya. (MC Bulungan/slu)