Operasi Ketupat Digelar Selama 13 Hari

  • Bagikan

TANJUNG SELOR – Untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pemudik dalam rangka arus mudik idul fitri tahun ini, Kepolisian Daerah (Polda) Kaltara serta instansi samping akan mengelar Operasi Ketupat Kayan 2019 yang mulai dilaksanakan Rabu besok hingga selama 13 hari kedepan.

Hal ini lantaran telah dilaksanakannya apel gelar pasukan, yang juga turut dihadiri Danlantamal XII Tarakan, Laksma TNI Judijanto, pihak Pemprov Kaltara serta Wakil Bupati Bulungan Ingkong Ala serta beberapa jajaran di Mapolda Kaltara, Selasa (28/5).

Kapolda Kaltara Brigjen Pol Indrajit mengatakan untuk pengamanan arus mudik dan balik tahun ini memang memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan operasi pengamanan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, operasi ketupat 2019 dilaksanakan berbarengan dengan penyelenggaraan Pemilu serentak 2019.

“Hal tersebut membuat potensi kerawanan yang bakal dihadapi dalam penyelenggaraan operasi ketupat 2019 semakin kompleks,” ungkapnya, Rabu (28/5).

Sejalan dengan hal tersebut, ia menyebut berbagai gangguan stabilitas terhadap kamtibmas berupa aksi serangan teror baik kepada masyarakat maupun kepada personel hingga markas Polri patut diantisipasi.

“Bahkan berbagai keresahan masyarakat seperti pencurian, perampokan, penjambretan, begal, premanisme, intoleransi, hingga kekerasan tetap menjadi pontensi keresahan yang harus diantisipasi secara optimal,” ungkapnya.

Untuk itu perlu dilakukan pengamanan, sehingganya digelar Operasi Ketupat Kayan 2019, yang akan kita gelar selama 13 hari, dimulai dari Rabu 29 Mei hingga 10 Juni nanti.

Dalam rangka pengaman ini kata dia, sekira 800 orang personel gabungan dilibatkan, baik dari unsur kepolisian, TNI, Dishub, Satpol PP, BPBD hingga Dinkes. Ratusan personel tersebut kemudian akan dibagi atau ditempatkan di pos-pos pengamanan maupun pelayanan yang ada.

Lanjut ia katakan jika berbicara atensi khusus keamanan dan keselamatan arus mudik dan balik, untuk jalur darat maka yang perlu menjadi perhatian kata dia yaitu jalur Bulungan hingga Berau.

“Tapi jika berbicara jalur laut dan sungai yaitu kita mulai dari Nunukan,” ucapnya.

Hal tersebut kata dia, karena diperkirakan para Warga Negara Indonesia (WNI) yang berkerja di negara tetangga, Malaysia akan kembali ke kampung halamannya. “Hal ini juga yang harus kita antisipasi, agar keselamatan dan keamanan mereka tetap terjaga,” sebutnya.

Dalam hal ini kata dia, ia selaku Kapolda juga turut mengingatkan agar para penumpang nantinya dapat menghindari calo-calo yang ada di Pelabuhan. “Jika di pelabuhan itu ada calo maupun preman tolong disampaikan ke polisi, kan ada pos polisi,” sebutnya.

Untuk itu kata dia, jika ada hal-hal yang perlu untuk ditanyankan maka lebih disarankan kepada petugas-petugas yang ada pada pos pelayanan yang ada, hal tersebut kata dia untuk menghindar terjadinya hal-hal yang tidak di ingin.

“Jangan kepada orang-orang yang tidak jelas yang ujung-ujungnya akan merugikan kita, sebab ini juga sebagai langkah antisipasi terhadap gangguan kamtibmas seperti tindak pidana hipnotis dan lainnya,” ucapnya.

“Misalkan ada masalah tiket dan lain-lainnya,” ucapnya.

Sementara itu kata dia, khusus nakhoda speedboat yang akan melayani arus mudik dan arus balik nanti, pihaknya meminta untuk harus mempersiapkan kelaiakan speedboat-nya.

“Harus dilakukan pengecekan, setir harus kuat jangan sampai patah, jika patah lalu tak terkendali itu tentu akan berbahaya, kemudian kondisi lambung speedboat jangan sampai ada yang bocor-bocor, harus dicek secara seksama,” tegasnya.

Setelah itu kata dia, barulah kesiapan nakhoda itu sendiri seperti bagaimana kesehatannya. Sebab kata dia jangan sampai kondisi yang bersangkutan dalam keadaan lelah untuk melayani rute bolak-balik

“Yang berikutnya harus memperhatikan aturan, speedboat harus dilengkapi apa yang diperlukan, seperti alat keselamatan dan lainnya. Selain itu manifest tak boleh lebih dari kapasitas seharusnya, demikian juga dengan barang-barang jangan sampai disimpan sembarangan sehingga tidak berlebihan untuk menjaga keseimbangan speedboat,” terangnya.

Sementara itu Wakil Bupati Bulungan Ingkong Ala menyebutkan pemilik armada juga juga harus memiliki petugas pengawas yang tentu benar-benar melakukan pengawasan dan memperhatikan speedboat serta nakhoda maupun awak kapalnya.

“Jangan hanya mau mencari untung saja lalu mengabaikan aspek keselamatan,” ucapnya.

Dalam hal ini kata dia semua pihak dan lini harus memperhatikan aspek keselamatan. Untuk itu kata dia, kepada nakhoda maupun anak buah kapal (ABK) juga akan dilakukan tes urine untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pada saat pelayaran.

“Akan kami lakukan pengecekan juga, akan ada kerjasama dengan dinas kesehatan untuk masalah pemeriksaan para nakhoda maupun ABK,” pungkasnya. (MC Bulungan/slu)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *