Bulungan, CitraBenuanta – Tim Konvergensi percepatan penanganan stunting (bayi Kabupaten Bulungan melakukan rapat persiapan dalam rangka Penilaian Kinerja Kabupaten/Kota Dalam Upaya Pencegahan dan Penurunan Stunting Terintegrasi yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat oleh Pemprov Kaltara.
Bertempat di ruang rapat Bappeda dan Litbang Bulungan Kompleks Kantor Bupati Bulungan beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) terkait hadir dalam rapat tersebut pada, Jumat (28/5/2021).
Abdul Basit, Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia pada Bappeda-Litbang Bulungan menyampaikan rapat tersebut dalam rangka persiapan untuk menghadapi penilaian yang akan datang, sehingga saran dan masukan masih diperlukan untuk tim.
“Pengalaman-pengalaman yang lalu bisa menjadi poin atau nilai tambah bagi kita (Pemkab Bulungan, Red),” ungkapnya saat memimpin jalannya rapat.
Ia juga berharap, berbekal pengalaman yang ada pada penilaian pada tahun 2020 lalu tentu juga tahun ini bisa lebih baik dari sebelumnya. Jika tahun sebelumnya Pemkab Bulungan meraih hasil terbaik 2, tahun ini dapat ditingkatkan lagi.
“Untuk itu rapat ini kita gelar untuk mendapatkan masukan dan saran yang diperlukan dalam hal ini,” jelasnya.
Disebutkannya juga bahwa dalam penilaian nantinya, yang dinilai adalah secara keseluruhan dengan membawa nama Pemkab Bulungan, bagaimana upaya-upaya yang telah dilakukan oleh lintas stakeholder konvergansi percepatan penurunan stunting di daerah Bumi Tenguyun—sebutan lain Bulungan.
“Yang akan dinilai adalah aksi 5 sampai 8. Tahun sebelumnya yang dinilai adalah aksi 1 sampai 4. Di tahun ini juga ada sebanyak 20 wilayah yang menjadi penilaian, yaitu baik kelurahan maupuan desa yang tersebar di beberapa kecamatan yang ada, yang di kelompokan prioritas 1 hingga 3,” pungkasnya.
Untuk diketahui stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Umumnya disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.(MC Bulungan/sny)